1Kohm= 1 kilo ohm = 1000 ohm. Contoh soal Hukum Ohm. 2. Sebuah hambatan 9 Ω dirangkai dengan baterai yang memiliki tegangan 6 volt. Berapakah nilai kuat arus listrik yang mengalir pada hambatan tersebut? 3. 2 buah baterai yang memiliki tegangan 3 volt dihubungkan dengan sebuah hambatan. Ternyata kuat arus listrik yang mengalir adalah 1/2 ampere.
Pembahasanmengenai tegangan jepit dipaparkan secara rinci dalam buku berjudul Buku Saku Hafal Mahir Teori dan Rumus IPA SMP Kelas 7,8,9 yang ditulis oleh Aslizar (2016: 432) yang memaparkan bahwa tegangan Jepit adalah nilai yang ditunjukkan oleh jarum voltmeter saat elemen memberikan arus listrik (dalam rangkaian terbuka). Tegangan jepit dinyatakan dengan V.
Perhatikanrangkaian listrik berikut! Jika hambatan 5 Ohm pada rangkaian diganti dengan hambatan 7 Ohm, maka perbandingan arus total yang mengalir pada rangkaian sebelum dengan setelah pergantian adalah Pembahasan. Resistor 6 Ohm dan resistor 6 Ohm terangkai paralel. Resistor ekivalennya adalah: 1/R AB = 1/6 + 1/6 = 2/6. R AB = 6/2 = 3 Ohm
HukumOhm. , , dan sebagai komponen parameter dalam Hukum Ohm. Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar berbanding lurus dengan tegangan yang diterapkan kepadanya. [1] [2] Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan
Sedangkantegangan total pada rangkaian seri adalah jumlah tegangan pada masing-masing hambatan. Di rumuskan: V total = V1 + V2 + V3. R total = 2 ohm + 3 ohm + 4 ohm = 9 ohm. Mencari arus listrik: Hambatan penggantinya adalah 9 ohm dan kuat arus totalnya 1,3 ampere. Soal nomor 8.
Antomembeli lampu dengan spesifikasi 220 volt, 100 watt. Jika lampu dipasang Anto pada tegangan 110 volt, berapakah daya lampu saat menyala? Pembahasan. Hambatan lampu saat dipasang pada tegangan 220 volt maupun 110 adalah tetap. R2 = R1. V22/ P2 = V12/ P1 P2 = (V1/V2)2 x P1 P2 = (110/220) 2 x 100 = 1/4 x 100 watt = 25 watt. Soal No. 7
Makadalam bahasa indonesia resistansi listrik ini biasanya disebut dengan hambatan listrik. Dan itu artinya sebagai penghambat aliran pada elektron dalam konduktor tersebut. Nilai hambatan atau nilai resistansi dalam suatu rangkaian listrik dapat diukur dengan satuan Ohm atau dilambangkan dengan simbol Omega "Ω".
Secaramatematis, hukum ohm dituliskan sebagai berikut. Keterangan: = kuat arus listrik (A) = beda potensial atau tegangan listrik (volt) = hambatan (ohm = ) Sebelum menghitung tengangan, cari dahulu hambatan penggantinya. Rangkaian paralel. Hambatan dan terhubung secara paralel, maka hambatan penggantinya adalah: Jadi, besar hambatan pengganti
Jawab V = I x R. V = 2 A x 2 ohm. V = 4 volt. Untuk dapat memahami hukum Ohm dengan sempurna maka kita harus berprinsip bahwa antara tegangan listrik, hambatan penghantar dan kuat arus listrik adalah satu kesatuan di dalam suatu rangkaian. Jika dalam hambatan R mengalir arus listrik I, maka antara ujung-ujung hambatan timbul beda potensial V.
B Persamaan Hambatan. Berdasarkan Hukum Ohm, hambatan listrik dapat di hitung menggunakan persamaan : R=\frac {V} {I} R = I V. keterangan, R : Hambatan (Ω) V : Tegangan (Volt) I : Kuat Arus Listrik (Ampere) Terdapatnya perbedaan pada material komponen listrik yang digunakan dalam rangkaian akan mempengaruhi nilai dari hambatan listrik yang ada.
CPkHR. Bunyi Hukum Ohm Bunyi hukum Ohm adalah “Kuat arus dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian”. Hukum Ohm dinamai dari ahli fisika Jerman, Georg Simon Ohm 1787-1854. Hukum Ohm digunakan untuk menghitung tegangan listrik, hambatan listrik, atau kuat arus dalam rangkaian listrik. Hukum Ohm digunakan secara luas dalam rangkaian elektronika dan merupakan hukum dasar pada rangkaian listrik. Dengan menggunakan hukum Ohm, kita tidak hanya dapat menghitung, tapi juga dapat memperkecil arus listrik, memperkecil tegangan pada rangkaian dan juga untuk memperoleh nilai resistansi atau hambatan yang diperlukan. Rumus Hukum Ohm Simbol yang digunakan pada hukum Ohm adalah V untuk voltase atau tegangan listrik yang diukur dalam satuan volt, R untuk resistansi atau hambatan yang diukur dalam satuan ohm , dan I untuk arus listrik yang diukur dalam satuan ampere. Sesuai dengan bunyi hukum Ohm, secara matematis untuk menghitung besar voltase listrik menggunakan rumus Dan untuk menghitung kuat arus listrik, rumus diatas dipakai kembali sehingga Rumus diatas dapat dituliskan kembali untuk mendapatkan hambatan Untuk memudahkan mengingat, dapat dilihat pada gambar dibawah yang mengilustrasikan rumus yang dipakai pada hukum Ohm. Dari gambar diatas, kita dapat mengingat rumus dengan mudah dengan cara menutup salah satu huruf untuk mencari rumusnya. Contoh jika kita ingin mencari nilai tegangan listrik, tutup huruf V pada segitiga diatas, maka didapat rumusnya adalah IR, dan begitu pula untuk mencari rumus lainnya caranya sama. Rangkaian Listrik Rangkaian adalah lintasan listrik yang dilalui dari sumber daya dan kembali lagi. Semua bagian dari rangkaian sederhana harus menghantarkan listrik dan dan terhubung satu sama lain. Ada dua jenis rangkaian, seri dan paralel. Senter adalah contoh rangkaian seri; semua komponen terhubung satu sama lain. Rangkaian paralel memiliki baterai aatu komponen lain yang terhubung saling menyilang. Pada rangkaian listrik, tegangan, resistansi, atau arus yang lewat dapat dihitung dengan rumus hukum Ohm. Komponen dalam rangkaian listrik masing-masing digambarkan dengan simbol khusus dan berbeda satu sama-lain. Ini dimaksudkan agar komponen dan koneksi dapat digambarkan dengan jelas. Pada diagram komponen sederhana dibawah ini, dapat dilhat berbagai simbol yang dipakai pada komponen listrik. Gambar diagram rangkaian dibuat untuk memudahkan dan menyederhanakan komponen listrik sesungguhnya. Makin besar resistansi atau hambatan dalam rangkaian, makin kecil arus yang mengalir. Begitu pula sebaliknya, jika sumber daya yang diberikan terlalu besar, maka beban juga harus mampu menerima daya yang besar. Jika beban menerima daya diatas kemampuannya, maka dapat terjadi kerusakan komponen pada alat tersebut overload. Jika arus yang mengalir pada rangkaian terlalu besar untuk dapat diterima beban, maka dipakai satu komponen listrik yang bernama resistor. Resistor merupakan salah satu komponen listrik yang menyebabkan tegangan listrik turun. Contoh Soal Hukum Ohm Contoh Soal 1 Pada suatu rangkaian listrik sederhanan terdapat penyuplai daya dengan tegangan 10 volt dan beban dengan hambatan 10 ohm. Berapakah besarnya kuat arus pada rangkaian tersebut? Pembahasan Dengan menggunakan hukum Ohm, kita dapat langsung mencari nilai kuat arus pada rangkaian sederhana dengan memakai rumus Jadi, kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut sebesar 1 Ampere. Contoh Soal 2 Diketahui nilai tegangan pada suatu rangkaian sebesar 24 volt dan nilai arus yang terbaca pada amperemeter sebesar 10 mA. Berapakah nilai resistansinya? Pembahasan Pertama, semua nilai harus disesuaikan dulu dengan satuan sesuai standar. Diketahui besar arus Dengan menggunakan rumus hukum Ohm, dapat langsung dicari besar resistansi dengan memakai rumus Jadi, resistansi pada rangkaian tersebut sebesar 2400 ohm atau 2,4 kilo ohm. Contoh Soal 3 Kamu diharuskan merancang sebuah rangkaian listrik tertutup yang terdiri dari sumber daya berupa baterai dan beban berupa lampu pijar. Kabel pada rangkaian tersebut mampu menghantarkan arus listrik sebesar 2 ampere dan baterai yang dipakai menghasilkan tegangan sebesar 36 volt. Akan tetapi, lampu pijar pada rangkaian tersebut hanya dapat menyala jika dialiri listrik sebesar 24 volt sehingga kamu harus memasang resistor untuk menurunkan tegangan dari baterai. Berapa besar resistansi yang diperlukan pada resistor yang dipakai? Pembahasan Dari soal diketahui bahwa diperlukan penurunan tegangan sebesar V = 36 v – 24 v = 12 volt Dengan menggunakan rumus hukum Ohm, dapat dicari nilai resistansi Jadi, pada rangkaian tersebut harus dipasang resistor sebesar 6 ohm agar lampu pijar dapat menyala. Kontributor Ibadurrahman Mahasiswa S2 Teknik Mesin FT UI Materi lainnya Tata Surya Besaran Pokok dan Besaran Turunan Gelombang Elektromagnetik
Hai Quipperian, bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan tetap semangat belajar ya. Pernahkah Quipperian mendengar komponen listrik bernama potensiometer? Potensiometer adalah alat yang nilai hambatan listriknya bisa siubah-ubah. Potensiometer ini biasa digunakan pada setrika listrik, kipas angin, lampu, dan beberapa perangkat elektronika lain. Pada prinsipnya, alat elektronika bisa digunakan jika mendapatkan suplai arus listrik yang tepat. Jika arus yang masuk terlalu kecil, perangkat pasti tidak bisa nyala. Itulah sebabnya perlu adanya potensiometer. Nah, ternyata prinsip kerja potensiometer ini didasarkan pada hukum Ohm, lho. Ingin tahu selengkapnya tentang hukum Ohm? Check this out! Sejarah Hukum Ohm Pada tahun 1827, seorang fisikawan asal Jerman, George Simon Ohm berhasil merumuskan suatu hukum kelistrikan yang disebut hukum Ohm. Hukum tersebut termuat dalam paper hasil penelitiannya yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically”. Pada zaman itu, hukum inilah yang berhasil menjelaskan hubungan antara kuat arus listrik dan beda potensial di ujung-ujungnya. Jika terdapat beda potensial antara dua titik lalu dihubungkan dengan perangkat, maka akan muncul arus listrik. Rumusan Hukum Ohm Ohm menyatakan bahwa arus akan naik menjadi dua kali semula saat beda potensial di ujung hambatan dinaikkan dua kali semula. Artinya, kenaikan arus listrik sebandingan dengan kenaikan beda potensial. Secara matematis, pernyataan Ohm ini bisa dituliskan sebagai berikut. Besarnya kuat arus yang mengalir pada penghantar, ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh beda potensial. Melainkan ada besaran lain yang mampu menghambat aliran elektron pada penghantar. Besaran itu kemudian disebut sebagai hambatan listrik. Keberadaan hambatan ini mampu memperlambat aliran elektron karena adanya interaksi dengan atom-atom pada penghantar. Oleh karena itu, semakin besar hambatan listriknya, semakin kecil arus yang akan mengalir. Hal itu menunjukkan bahwa hambatan listrik berbanding terbalik dengan arus listrik. Dari dua kesimpulan yang berhasil ia peroleh, Ohm berhasil merumuskan persamaan berikut. Dengan ketentuan sebagai berikut i = kuat arus listrik A; V = tegangan listrik volt; dan R = hambatan listrik/resistivitas Ohm. Persamaan di atas menunjukkan bahwa jika hambatan listriknya dibuat tetap, maka tegangan listrik akan sebanding dengan arus. Persamaan itulah yang nantinya dikenal sebagai persamaan hukum Ohm. Rangkaian listrik yang hambatannya memenuhi hukum Ohm, hubungan antara tegangan V dan arusnya i digambarkan dalam grafik berikut. Hambatan Jenis Hambatan jenis erat kaitannya dengan kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Beberapa bahan sangat peka terhadap kekuatan menghantarkan arus listrik. Seberapa peka suatu bahan bisa menghantarkan arus listrik bergantung seberapa kecil hambatan jenisnya, contohnya saja konduktor. Konduktor merupakan penghantar listrik yang baik karena memiliki hambatan jenis kecil. Potensiometer Di awal artikel kamu sudah dijelaskan tentang potensiometer, ya. Jadi, potensiometer memiliki suatu bagian yang disebut wiper. Kegunaan wiper ini nantinya adalah untuk memilih hambatan agar dihasilkan arus listrik yang sesuai kebutuhan perangkat. Contoh potensiometer bisa kamu temukan pada pengatur volume DVD maupun tape. Tidak hanya itu, potensiometer biasa digunakan sebagai pengatur tegangan pada power supply. Agar pemahamanmu tentang hukum Ohm semakin terasah, simak contoh soal berikut ini. Contoh Soal 1 Sebuah kawat panjang dihubungkan dengan sumber tegangan. Besar tegangan dibuat bervariasi untuk melihat perbedaan kuat arus listriknya. Dari percobaan tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut. Dari grafik tersebut, tentukan kawatnya! Pembahasan Hambatan merupakan gradien dari grafik tegangan V terhadap kuat arus i. Untuk itu, tentukan terlebih dahulu dua titik yang tepat dilalui oleh garis pada grafik. Berdasarkan gambar, dua titik tersebut adalah 0,0 dan 0,8;20. Kuat arus listrik ditunjukkan oleh sumbu X, sedangkan tegangan listriknya ditunjukkan oleh sumbu Y. Dengan demikian, diperoleh Jadi, besar hambatan kawatnya 25 Ohm. Contoh Soal 2 Ketika arus listrik 0,75 mA mengalir pada suatu hambatan, beda potensial yang terukur adalah 1,5 volt. Ketika arus listrik yang mengalir 0,25 mA, tentukan beda potensial yang terukur pada hambatan tersebut! Pembahasan Diketahui i1 = 0,75 mA V1 = 1,5 volt i2 = 0,25 mA Ditanya V2 = …? Pembahasan Mengingat hambatan yang digunakan sama, berarti R1 = R2. Jadi, beda potensial yang terukur saat arusnya 0,25 mA adalah 0,5 volt. Contoh Soal 3 Dua buah hambatan sebesar 3 Ohm dan 5 Ohm dirangkai secara paralel. Lalu, hambatan tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan 15 volt. Tentukan kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian! Pembahasan Diketahui R1 = 3 Ohm R2 = 5 Ohm V = 15 volt Ditanya i =…? Pembahasan Mula-mula, Quipperian harus mencari hambatan pengganti totalnya. Oleh karena hambatan dirangkai secara paralel, gunakan persamaan berikut. Substitusikan nilai hambatan pengganti paralel di atas pada persamaan hukum Ohm, seperti berikut. Jadi, kuat arus listrik yang mengalir dalam rangkaian tersebut adalah 8 A. Itulah pembahasan Quipper Blog tentang hukum Ohm. Semoga bermanfaat buat Quipperian, ya. Jangan pernah bosan untuk belajar Fisika karena Fisika itu mudah. Asalkan Quipperian rajin dan tekun mengerjakan latihan soal. Berbicara tentang latihan soal, Quipper Video menyediakan ribuan latihan soal yang bisa kamu kerjakan kapanpun dan dimanapun. So, tunggu apa lagi, yuk gabung bareng Quipper Video. Salam Quipper! [spoiler title=SUMBER] Penulis Eka Viandari
Hukum Ohm adalah dasar dari semua rangkaian listrik sumber gambar Artikel ini akan membahas tentang rumus hukum ohm, tentu saja lengkap dengan pengertian hingga contoh soal dan pembahasannya. Siapa di sini yang mau jadi engineer elektronika yang handal? Kalau itu adalah cita-cita kamu, berarti kamu harus paham banget ilmu dasarnya nih, yaitu hukum ohm. Kalau di sekolah, kamu juga belajar hukum ini kok, guys, tepatnya di mata pelajaran Fisika. Tapi tenang, rumus hukum ohm bisa dikatakan mudah, karena memang masih dasar. Yang penting kamu paham sama yang dasar-dasarnya dulu, setelah itu perdalam tingkatan lanjut, dan jadilah engineer elektronika handal. Beuhh.. Keren banget deh pokoknya. Supaya kamu paham tentang hukum ohm, simak penjelasan di bawah ini, yuk! Download Aplikasi Zenius Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimaln persiapanmu sekarang juga! Apa Itu Hukum OhmRumus Hukum OhmContoh Soal dan Pembahasan Apa Itu Hukum Ohm Yap, supaya kamu gak kebingungan saat bahas rumus nanti, kamu harus paham dulu pengertian dari hukum ohm itu sendiri. Jadi, hukum ohm itu apa sih, kak? Hukum ohm adalah suatu ilmu dalam Fisika yang menyatakan hubungan antara arus listrik, tegangan, dan hambatannya dalam suatu rangkaian listrik. Hukum ohm pertama kali diperkenalkan oleh seorang fisikawan asal Jerman bernama Georg Simon Ohm pada tahun 1827 melalui karyanya yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically”. Seperti ini bunyi hukum ohm Besar arus listrik I yang mengalir melalui sebuah penghantar akan berbanding lurus dengan tegangan/beda potensial V yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya R Hukum Ohm adalah dasar dari semua rangkaian listrik sumber gambar Seperti yang udah aku disinggung di awal, kalau hukum ohm ini dasar dari berbagai ilmu elektronik yang berhubungan sama rangkaian listrik. Seperti perangkat TV, kulkas, mesin cuci, dan masih banyak lagi. Jadi, ya memang benar kalau hukum ohm merupakan dasar dari semua rangkaian listrik. Tuh makanya kamu harus paham sama materi ini, guys. Nah, setelah kamu paham pengertian dan manfaat dari hukum ohm, sekarang kamu pahami juga rumusnya. Berdasarkan bunyi hukum ohm di poin sebelumnya, maka bisa dituliskan rumus hukum ohm sebagai berikut V = Keterangan V tegangan listrik Volt I kuat arus Ampere R hambatan atau Ohm Rumus di atas bisa juga untuk mencari kuat arus listrik dan hambatannya. Tinggal dibalik-balik aja rumusnya, sesuai dengan piramida berikut ini, guys. Kalau kamu mau mencari tegangan listrik, kamu gunakan rumus V = Kalau ternyata kamu perlu mencari kuat arus listrik, maka gunakan rumus I = V/R. Nah, kalau yang kamu cari adalah hambatan listrik, maka gunakan rumus R = V/I. Intinya kamu perlu mengingat piramida itu aja ya, guys. Akan lebih mudah dalam mengingatnya, bukan? Contoh Soal dan Pembahasan Oke, langsung aja deh kita masuk ke contoh soal dan pembahasannya. Eitsss.. tapi sebelum itu kamu siapkan dulu alat tulisnya ya! Jadi, kamu bisa langsung corat-coret deh supaya lebih paham lagi tentang hukum ohm ini. Contoh Soal Pada sebuah rangkaian listrik, terdapat penyuplai daya dengan tegangan 20 Volt. Hambatan pada rangkaian tersebut adalah 20 Ohm. Tentukan kuat arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut! Pembahasan Diketahui V = 20 Volt; R = 20 Ohm. Ditanya I Jawab I = V/R = 20/20 = 1. Jadi, kuat arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut adalah 1 Ampere. Itu dia penjelasan mengenai rumus hukum ohm. Dari penjelasan di atas, apa aja yang baru banget kamu tau, guys? Tadi kita udah belajar tentang pengertian hukum ohm, termasuk juga bunyi hukum ohm. Selanjutnya, kita juga belajar rumus-rumusnya. Ternyata gampang banget kan menghitung dan memahami rumusnya. Semoga penjelasan di atas bermanfaat ya buat kamu. Semangat belajar! Oh iya, biar belajarmu makin asik, Sobat Zenius bisa berlangganan paket belajar kita yang dijamin siap nemenin perjuangan belajar kamu! Klik banner di bawah ini ya untuk info lengkapnya! Baca Juga Artikel Fisika Lainnya Rumus Kuat Arus Rumus Energi Potensial Usaha dan Energi
tegangan listrik pada hambatan 9 ohm